GoodNoveladalah platform online gratis untuk membaca sinopsis novel tak disangka 1923 jenis cerita novel, disini ada lebih dari 1000 seri novel [xx], Anda dapat memilih novel terjemahan dan asli atau judul novel favorit Anda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Novel merupakan ”karangan prosa yang panjang, yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku”. Menurut para ahli sastra novel merupakan bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai sosial budaya, moral, dan pendidikan. Sedangkan menurut Jakob Sumarjo, novel adalah bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang kuat pada masyarakat. Dan menurut Drs. Agus Priantoro, mengemukakan bahwa novel merupakan karya sastra yang memiliki dua unsur,yaitu unsur Ekstrinsik dan unsur Intrinsik yan keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra. Dalam sejarah sastra Indonesia kurun waktu 1920-1930 telah dihasilkan novel-novel yang menjadi tonggak sejarah sastra Indonesia. Para pakar sastra menggolongkan novel angkatan 20-30an sebagai novel tradisi Balai Pustaka. Disebut novel tradisi Balai Pustaka karena novel-novel itu merupakan kelanjutan dari karya-karya sastra terbitan Balai Pustaka. Sedang angkatan tahun 1920 sendiri lebih dikenal sebagai Angkatan Siti Nurbaya, karena ditandai dengan novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli yang sangat terkenal. Karakteristik atau ciri khas dari sebuah karya sastra sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kehidupan masyarakat pada waktu itu. Tahun 20-30an Indonesia masih dalam cengkeraman pemerintah kolonial Belanda. Kondisi masyarakat memunculkan dua kelompok masyarakat yaitu kelompok orang kaya/saudagar kaya dengan kelompok rakyat miskin. Perbedaan seperti memicu munculnya banyak kisah sebagai ciri karya prosa tahun 20-30 an. Novel zaman sekarang ini sangat jauh berbeda dengan novel-novel pada angkatan 20-an hingga 30-an. Salah satu perbedaannya adalah “novel-novel pada zaman sekarang ini banyak menggunakan bahasa-bahasa modern yang sangat mudah untuk dipahami oleh pembaca. Berbeda dengan novel angkatan 20-an hingga 30-an, di mana novel-novel tersebut sangat banyak menggunakan bahasa-bahasa daerah. Khususnya untuk novel ini yang sangat banyak menggunakan istiah bahasa Melayu khususnya bahasa Minangkabau. sehingga sulit untuk dipahami. Novel-novel zaman dahulu juga menyampaikan kepada kita mengenai cara-cara berhubungan dan bersosialisasi satu sama lain terutama antara laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan ajaran agama,tata karma, norma, dan adat istiadat yang berlaku di daerah setempat. Sedangkan novel zaman sekarang tidak mencantumkan hal-hal seperti itu. Bahkan dengan membaca novel-novel tersebut kita akan terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama, adat istiadat, norma dalam bergaul dengan sesama khususnya dengan teman lawan jenis. Novel Angkatan 20 - 30 an Sastra Indonesia secara umum terbagi oleh beberapa periode, yaitu angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, angkatan 1945, angkatan 1950, angkatan 1966, dan angkatan 1970 sampai dengan sekarang. Berikut ini beberapa karya sastra angkatan 20 - 30 an. PengarangHasil Karya SiregarAzab dan Sengsara 1920, Binasa kerna Gadis Priangan 1931, Cinta dan Hawa N*fsu RoesliSiti Nurbaya 1922, La Hami 1924, Anak dan Kemenakan 1956 YaminTanah Air 1922, Indonesia, Tumpah Darahku 1928, Kalau Dewi Tara Sudah Berkata, Ken Arok dan Ken Dedes 1934 Sutan IskandarApa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan 1923, Cinta yang Membawa Maut 1926, Salah Pilih 1928, Karena Mentua 1932, Tuba Dibalas dengan Susu 1933, Hulubalang Raja 1934, Katak Hendak Menjadi Lembu 1935 Sutan SatiTak Disangka 1923, Sengsara Membawa Nikmat 1928, Tak Membalas Guna 1932, Memutuskan Pertalian 1932 AdinegoroDarah Muda 1927, Asmara Jaya 1928 Sutan Pamuntjak Nan SatiPertemuan 1927 MuisSalah Asuhan 1928, Pertemuan Djodoh 1933 Datuk MadjoindoMenebus Dosa 1932. Si Cebol Rindukan Bulan 1934, Sampaikan Salamku Kepadanya 1935 Perbandingan Karakteristik Karya-karya yang ada pada angkatan balai pustaka memang dibuat sedemikian rupa agar tidak menyinggung perpolitikan kaum kolonial. Karya-karya dari balai pustaka disortir secara ketat untuk mengurangi kemungkinan ada karya-karya yang berbau menentang pemerintahan kolonial. Berikut contoh perbandingan dua buah novel angkatan 20-30an yang DibandingkanNovel Azab dan SengsaraNovel Siti Nurbaya perjaka dijodohkan paksa oleh orangtuanya karena orang tuanya tidak menyetujui gadis pilihan anaknya yang berasal dari keluarga gadis yang harus menikah dengan lelaki tua untuk menutup hutang orangtuanya kepada lelaki itu. pada masyarakat Minangkabau, daerah Siporok, Padang, dan Medan Sumatera pada masyarakat Minangkabau, Padang, dan sebagian cerita di Jakarta. CeritaDiakhiri dengan kesengsaraan tokoh utama dengan kematian tokoh utama Siti Nurbaya dan Syamsulbahri. dengan kehidupan masa sekarangSebagian masyarakat memang masih ada yang memilihkan jodoh untuk tak ditemukan orang tua yang mengorbankan anaknya untuk mengembalikan utang.

6 Terjemahannya: Gadis yang Malang (novel Charles Dickens, 1922). Karya Abdul Muis : 1. Salah Asuhan(novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972) 2. Pertemuan Jodoh (novel, 1933) 3. Surapati (novel, 1950) 4. Robert Anak Surapati(novel, 1953) Karya Tulis Sutan Sati : 1. Tak Disangka (1923) 2. Sengsara Membawa Nikmat (1928) 3. Syair Rosina (1933) 4.

Sinopsis Novel Tidak Membalas Guna Karya Tulis Sutan Sati - Selamat malam, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Tidak Membalas Guna karya Tulis Sutan Sati yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1991. Seorang pemuda bernama Nasrun yang sukses menjalani pendidikannya di Padang dan menikah dengan Roslina serta mempunyai dua anak tapi hidupnya tidak seindah di sekolah. Mereka bernasib kurang beruntung karena Nasrun sulit mencari pekerjaan dan Roslina menjadi guru yang berpenghasilan kecil. Nasrun memutuskan untuk bersekolah di Betawi tapi Roslina berat hati jika ditinggal suami tapi keyakinan Nasrun yang kuat membuat Roslina mengizinkannya untuk pergi. Selama bersekolah Nasrun mengalami kesulitan dalam keuangan dan tempat tinggal. Beruntungnya dia dibantu oleh Usman dan memberinya tempat tinggal sementara, setelah itu Roslina memberinya uang atas hasil kerja kerasnya. Setelah sukses dan bekerja dengan gaji tinggi dia tidak mengabarkan kepada Roslina karena terpengaruh dengan kebiasaan orang di Betawi. Dia tinggal bersama keluarganya Rumsari dan menganggap Rumsari sebagai adiknya. Tapi lama-kelamaan dia mulai tertarik kepada Rumsari walaupun dia sudah menikah. Nasrun berbicara kepada Usman tentang kecintaannya terhadap Rumsari dan Usman langsung protes karena Nasrun sudah menikah dengan Roslina. Tapi, Nasrun keras kepala dan dia tetap ingin menyatakan cintanya kepada Rumsari dan diterima olehnya karena mengira Nasrun belum menikah. Rumsari juga sudah cinta kepada Nasrun dari pertama bertemu. Roslina semakin khawatir karena Nasrun belum memberi kabar selama 4 bulan. Roslina pergi bersama anak dan ibunya ke Betawi. Tapi dia kaget karena Nasrun menikah lagi dengan Rumsari. Roslina diberi uang yang banyak oleh Nasrun. Roslina langsung menolaknya dan mengatakan bahwa Nasrun adalah orang yang tidak tahu membalas budi. Roslina kembali pulang ke rumahnya bersama anak dan ibunya dan dia tidak ingin menikah lagi karena menganggap semua laki-laki itu tidak tahu membalas budi. Itulah tadi sinopsis novel Tidak Membalas Guna karya Tulis Sutan Sati. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.
NurSutan Iskandar (lahir di Sungai Batang, Sumatera Barat, 3 November 1893 - meninggal di Jakarta,28 November 1975 pada umur 82 tahun) adalah sastrawan Angkatan Balai Pustaka. Nur Sutan Iskandar memiliki nama asli Muhammad Nur. Seperti umumnya lelaki Minangkabau lainnya Muhammad Nur mendapat gelar ketika menikah.
Kumpulan Judul Novel Angkatan 20-30 an Diposting oleh Unknown di Judul novel angkatan 20 dan 30Karya Marah Roesli Nurbaya. Jakarta Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969. Hami. Jakarta Balai Pustaka. 1924. dan Kemenakan. Jakarta Balai Pustaka. 1956. 4. Memang Jodoh naskah roman dan otobiografis 5. Tesna Zahera naskah Roman 6. Terjemahannya Gadis yang Malang novel Charles Dickens, 1922. Karya Abdul Muis 1. Salah Asuhannovel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972 2. Pertemuan Jodoh novel, 1933 3. Surapati novel, 1950 4. Robert Anak Surapatinovel, 1953 Karya Tulis Sutan Sati 1. Tak Disangka 1923 2. Sengsara Membawa Nikmat 1928 3. Syair Rosina 1933 4. Tjerita Si Umbut Muda 1935 5. Tidak Membalas Guna 6. Memutuskan Pertalian 1978 7. Sabai nan Aluih cerita Minangkabau lama 1954 Karya Sumam Hasibuan 1. “Pertjobaan Setia” 1940 2.“ Mentjari Pentjuri Anak Perawan” 1957 3. “Kasih Ta’ Terlarai” 1961 4. Kawan Bergelut” kumpulan cerpen 5. “Tebusan Darah“ Karya Haji Abdul Malik Karim 1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab. 2. Si Sabariah. 1928 3. Pembela Islam Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq,1929. 4. Adat Minangkabau dan agama Islam 1929. 5. Ringkasan tarikh Ummat Islam 1929. 6. Kepentingan melakukan tabligh 1929. 7. Hikmat Isra’ dan Mikraj. 8. Arkanul Islam 1932 di Makassar. 9. Laila Majnun 1932 Balai Pustaka. 10. Majallah Tentera’ 4 nomor 1932, di Makassar. 11. Majallah Al-Mahdi 9 nomor 1932 di Makassar. 12. Mati mengandung malu Salinan Al-Manfaluthi 1934. 13. Di Bawah Lindungan Ka’bah 1936 Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka. Sumber
Novelkarya Tulis Sutan bercerita tentang dua orang pemuda yang saling bermusuhan. Midun anak miskin, yang memiliki sifat yang baik, sopan, sabar, dan taat menjalankan perintah Agama. Midun sangat pandai memainkan silat. Sementara Kacak adalah anak orang kaya, ibunya menjadi penghulu laras di daerah nya. Resensi Novel Sengsara Membawa Nikmat A. Identitas buku Judul buku Sengsara Membawa Nikmat Penulis Tulis Sutan Sati Penerbit Balai Pustaka Kota terbit Jakarta Tahun terbit 2006 B. Identas pengarang Tulis Sutan Sakti adalah salah satu sastrawan angkatan Balai Pustaka. Beliau lahir di kota Minangkabau tahun 1898 Bukittinggi, Sumatra Barat. Semasa hidupnya beliau pernah menjadi guru. Bakat kepengarangannya menjadikan beliau sebagai salah satu redaktur di penerbitan, yang pada masa dahulu milik Belanda. Penerbitan itu ialah Balai Pustaka. Beliau hidup di zaman penjajahan Jepang dan Belanda. Beliau wafat pada tahun 1942 yang saat itu masa penjajahan Jepang. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai orang yang dermawan dan berpendidikan. Buku-buku karyanya sangat digemari para kutu buku. Adapun buku-buku karya Sutan adalah Tak Disangka 1923, Sengsara Membawa NIkmat 1928, Syair Rosina 1973, Memutuskan PErtalian 1978 dan masih banyak lagi. C. Sinopsis Novel Novel karya Tulis Sutan bercerita tentang dua orang pemuda yang saling bermusuhan. Midun anak miskin, yang memiliki sifat yang baik, sopan, sabar, dan taat menjalankan perintah Agama. Midun sangat pandai memainkan silat. Sementara Kacak adalah anak orang kaya, ibunya menjadi penghulu laras di daerah nya. Kacak anak yang sombong dan bangga dengan kekayaan yang masih milik keluarganya. Kacak selalu ingin menang sendiri dan tidak senang melihat orang lain yang melebihi dirinya. Melihat perbedaan dua karakter itu, wajarlah jika masyarakat lebih senang dan menghormati Midun daripada Kacak. Kacak selalu iri dengan Midun , karena orang-orang lebih menyukai Midun daripada dirinya hal itulah yang menjadi pangkal dari permusuhann diantara mereka. Kacak beranggapan bahwa penyebab ia tidak disukai oleh orang-orang adalah akibat hasutan Midun kepada masyarakat agar membenci dirinya. Maka pertengkaran-pertengkaran pun tak terelakkan. Pada suatu hari Midun memukul seorang laki-laki gila yang mengacau di pasar. Kesempatan itu dipergunakan oleh Kacak untuk mengadu kepada tuanku Laras agar Midun dihukum. Karena orang gila itu masih sekeluarga dengan Tuanku Laras, maka pengaduan Kacak itu diterima. Dan Midun pun dihukumlah. Hukuman yang diterima Midun tidak membuat Kacak berhenti. Kacak masih sangat membenci Midun dan selalu mencari kesempatan untuk mencelakainya. Tidak jarang pula Kacak selalu mencari gara-gara untuk memancing agar Midun emosi dan menantangnya berkelahi. Berkat kesabaran midunlah semua pancingan Kacak tidak pernah ditanggapinya. Midun selalu ingat nasihat Haji Abbas guru mengajinya dan pendekar Sutan seorang jagoan silat di kampungnya. Midun beranggap bahwa ilmu silat yang dimilikinya tidak untuk berkelahi dan mencari musuh, tetapi untuk membela diri dan mencari teman. Suatu hari, istri Kacak terjatuh ke dalam sungai dan ia hampir terbawa arus, Pada saat itu, Midun yang sedang berada di dekat tempat kejadian berusaha menyelamatkan wanita itu. Namun pertolongan Midun ditanggapi oleh Kacak. Ia bahkan menudu Midun akan memperkosa istrinya, sehingga Kacak justru akan menantang Midun untuk berkelahi. Dalam perkelahian itu Midun berhasil mengalahkan Kacak. Kekalahan membuat Kacak semakin menyimpan dendam. Kacak melaporkan kejadian itu kepada Tuanku Laras. Ia memfitnah bahwa Midun hendak memperkosa istrinya. Tuanku Laras percaya dengan laporan Kacak sehingga Midun mendapat hukuman bekerja di rumah Tuanku Laras tanpa upah. Selama Midun menjalani hukuman itu, Kacak ditugaskan oleh tuanku Laras untuk mengawasi Midun. Tentu kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Kacak. Kacak memiliki kesempatan yang besar untuk mencelakai Midun. Tiap hari Kacak menghina dan berlaku kasar kepada Midun. Midun menerima semua itu dengan tabah. Hingga di sini Kacak belum juga puas. Ia tidak rela bila Midun masih berada di kampong itu. Keberadaann Midun menjadi penghalang bagi Kacak untuk berbuat sesuka hati di kampong mereka. Karena itulah Kacak berusaha untuk melenyapkan Midun untuk selama-lamanya. Untuk itu Kacak menyewa seorang pembunuh bayaran bernama Lenggang untuk melenyapkan jiwa Midun. Kesempatan terbuka bagi Kacak untuk melampiaskan nafsunya itu. Ketika Midun dan Maun sahabatnya sedang menonton pacuan di Bukittinggi, secara tiba-tiba mereka diserang oleh Lenggang, perkelahian pun terjadi. Mereka kengkan mudian ditangkap oleh tentara Kompeni dengan tuduan membuat huru-hara. Midun dan Lenggan di jatuhi hukuman penjara di Padang. Sedangkan Maun bebas dari tuduhan karena Midun sengaja tidak melibatkan Maun dalam hal itu. Di dalam penjara Midun mendapat perlakuan yang tidak wajar. Begitu masuk ia sudah diadukan dengan si ganjil jagoan di penjara itu. Tetapi untung Midun dapat mengalahkannya. Sehingga seisi penjara menjadi segan terhadapnya. Namun ia masih saja menerima perlakuan yang menyakitkan dari sipir-sipir penjara. Berkat nasihat-nasihat dari Gempa Alam sipir yang membawanya ke penjara itu, Midun akhirnya tabah juga menjalani cobaan-cobaan hidup itu. Ketika Midun sedang melakukan pekerjaan sehari-harinya yaitu menyapu jalan, ia menemukan seuntai kalung berlian. Ternyata kalung itu milik seorang gadis bernama Halimah yang rumahnya tidak jauh dari penjara. Perkenalanpun terjadilah diantara mereka. Dan begitu Midun sudah selesai menjalani masa tahanannya, Halimah meminta kepada Midun supaya melarikan diri dari rumah. Karena ia ingin dipaksa oleh ayah tirinya seorang laki-laki belanda yang sejak dahulu mengurus dirinya dan ibunya. Hasrat laki-laki itu dikeluarkan setelah ibun Halimah meninggal ketika Midun masih di dalam penjara. Atas pertolongan Pak Karto petugas bagian dapur penjara, mereka berhasil melarikan diri ke Jawa dan kemudian pergi ke Bogor menemui ayah Halimah seorang bekas pensiunan Wedana. Di sana mereka diterima dengan baik. Midun diminta tinggal di rumah itu. Namun lama kelamaan, Midun merasa malu tinggal di rumah itu bila hanya untu menumpang makan dan tidur saja. Maka Midun memutuskan untuk pergi dari rumah itu dan mencari pekerjaan. Midun mencoba mencari pekerjaan di Jakarta. Dalam perjalanan ke Jakarta, Midun berkenalan dengan saudagar Arab yang kaya raya, yang sebenarnya adalah seorang rentenir. Tanpa berprasangka buruk, Midun mmenerima tawaran syekh itu yang akan meminjami uang sebagai modal. Dengan modal hasil pinjaman dari orang Arab itu, Midun membuka usaha dagang. Berkat ketekunannya, usaha Midun berkembang pesat sehingga membuat syekh itu iri. Ia pun menagih utang Midun dengan jumlah melebihi besarnya pinjaman Midun. Midun menolak karena hutangnya dihitung berlipat ganda. Gagal menagih syekh menagih dengan cara lain, ia bersedia Midun tidak membayar hutang dianggap lunas jika Midun menyerahkan Halimah kepadanya. Tentu saja ini membuat Midun dan Halimah marah. Akhirnya orang Arab itu mengadukannya ke kompeni, dan Midun ditahan. Setelah dari tahanan, suatu ketika Midun sedang berjalan-jalan di pasar baru. Di sana ia melihat seorang pribumi yang mengamuk dan menyerang Sinyo Belanda. Ketika melihat Sinyo Bleanda tewrdesak, Midun menolongnya. Sinyo Belanda selamat. Ternyat kemudian diketahui bahwa orang tua Sinyo Belanda itu adalah Hoofscommissaris di Betawi. Dan sebagai tanda terima kasih, Midun ditawari kerja di sana sebagai Sekertaris. Tak lama kemudian Midun menikahi Halimah. Midun dipindahkan menjadi menteri kebijakan di tanjung priok. Sekembalinya ke Betawi, Midun mendatangi Hoofscommissaris untuk meminta agar ia di pindahkan ke bukittinggi, dengan alasan mau bekerja di tanah kelahirannya. Kantor itu mengijinkan. Maka kemudian Midun sekeluarga pindah ke Bukittinggi. Kebetulan oleh Asisten Resident Bukittingi ia ditempatkan sebagai asisten Demang di saja hal ini membuat kalang kabut Kacak. Musuhnya. Karena malu dan takut, kecurangannya menggelapkan uang Negara terbongkar oleh Midun, akhirnya Kacak pergi meninggalkan daerah itu, dan tak pernah kembali lagi. Seteah berkumpul kenbali dengan seluruh keluarga dan para sahabatnya, mulailah Midun memerintah negeri itu dengan gelar Datuk Paduka Raja. Unsur Intrinsik Novel 1. Tema Bercerita tentang dua orang pemuda yang saling bermusuhan. Midun anak miskin, yang memiliki sifat yang baik, sopan, sabar, dan taat menjalankan perintah Agama. Midun sangat pandai memainkan silat. Sementara Kacak adalah anak orang kaya, ibunya menjadi penghulu laras di daerah nya. Kacak anak yang sombong dan bangga dengan kekayaan yang masih milik keluarganya. Kacak selalu ingin menang sendiri dan tidak senang melihat orang lain yang melebihi dirinya. Melihat perbedaan dua karakter itu, wajarlah jika masyarakat lebih senang dan menghormati Midun daripada Kacak. 2. Tokoh Tokoh utama Midun Tokoh kedua Kacak Tokoh ketiga Halimah Tokoh pembantu Tuanku Laras, Pak Karto, Haji Abas, Maun, Karidun, Pendekar Sutan, Jenang Sapir dan lain-lain. 3. Penokohan a. Midun seorang yang baik, penyabar, dermawan, suka menolong dan gagah berani. “Kacak masih sangat membenci Midun dan selalu mencari kesempatan untuk mencelakainya. Tidak jarang pula Kacak selalu mencari gara-gara untuk memancing agar Midun emosi dan menantangnya berkelahi. Berkat kesabaran midunlah semua pancingan Kacak tidak pernah ditanggapinya. Midun selalu ingat nasihat Haji Abbas guru mengajinya dan pendekar Sutan seorang jagoan silat di kampungnya. Midun beranggap bahwa ilmu silat yang dimilikinya tidak untuk berkelahi dan mencari musuh, tetapi untuk membela diri dan mencari teman.’’ b. Kacak seorang yang jahat, sombong, selalu iri terhadap Midun dan selalu ingin mencelakai Midun. “Kacak adalah anak orang kaya, ibunya menjadi penghulu laras di daerah nya. Kacak anak yang sombong dan bangga dengan kekayaan yang masih milik keluarganya. Kacak selalu ingin menang sendiri dan tidak senang melihat orang lain yang melebihi dirinya.” c. Halimah Sosok wanita yang cantik, berbudi pekerti baik, sederhana dan berani. “sungguh cantik elok wanita itu, sukar didapat mahal dicari” d. Alur Alur yang terdapat pada novel “Sengsara Membawa Nikmat” menggunakan alur maju. Pertikaian Midun dan kacak yang tiada henti dan kebencian Kacak yang tiada hentinya. Kacak selalu menyusun rencana untuk menhancurkan Midun. Midun tidak pernah merasa dendam terhadap Kacak. Pada saat Midun mencari pekerjaan Ia mengikuti sudagar kaya yang menjual kain dan ikut bekerja dengannya. Namun tiba-tiba Midun tertipu dan difitnah oleh saudagar kaya tersebut dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara. Setelah Midun terbebas dari penjara ia mendapat pekerjaan sebagai polisi di Tanjung lama kemudian Midun menikahi Halimah dan memiliki anak kembali ke kampong halamannya, dan diangkat menjadi penghulu yang bergelar Datuk Paduka Raja karena kebaikannya. Kacak pun di penjara karena menggelapkan uang. e. Sudut pandang sudut pandang pengarang novel “Sengsara Membawa Nikmat” menggunakan sudut pandang orang ketiga “ia sudah berumur lebih dari 45 tahun. Midun ketika itu duduk di pasar. Dia sedang duduk di dalam sebuah lepau nasi.”. f. Latar a. Latar tempat Di pasar a. “Pada suatu hari Midun memukul seorang laki-laki gila yang mengacau di pasar” b. Latar waktu pukul sore a. “Waktu asar sudah tiba. Amat cerah hari petang itu.” c. Latar suasana Tegang a. “tiba-tiba kedengaran teriak orang meminta pertolongan, dan ternyata Katijah hanyut terbawa arus. Tidak lama kelihatan rambut seorang wanita di dalam tenggelam di dalam air. Dan akhirnya Midun melompat kesungai dan menolongnya.” g. Amanat Setiap kesabaran akan membuahkan hasil yang besar. Seorang laki-laki tidak bboleh menyalahgunakan kemampuannya untuk kejahatan atau mencari musuh. Unsur Ekstrinsik Nilai Moral a. Moral baik “Midun selalu memaafkan semua perbuatan yang dilakukan oleh Kecak kepadanya” b. Moral buruk “Kecak selalu iri terhadap Midun karena orang-orang lebih menyukai Midun daripada dia. Nilai Religius a. “Midun teringat akan perkataan Haji Abas guru mengajinya yaitu tidak boleh menyalahgunakan kekuatannya utuk mencari musuh” Nilai Budaya a. “Terdengar suara orang berkasidah yang dilakukan hampir setiap hari” b. “sudah biasa tolong-menolong menjadi kebiasaan warga kampong” Keunggulan Novel Novel ini sangat menarik untuk dibaca karena novel ini mengajarkan kita arti dari kesabaran dan buah dari apa yang kita lakukan. Perwatakan tokoh mudah dipahami dan gaya bahasa yang fresh dan mudah dipahami oleh pembaca. Kelemahan Novel Cerita yang terlalu panjang, halaman yang cukup tebal, dan sedikit membosankan karena memiliki initi yang sama. Kesimpulan Novel “Sengsara Membawa Nikmat” sangat bagus untuk dibaca kaum lelaki. Karena pertikaian yang dilakukan oleh tokoh antagonis dapat diatasi oleh protagonis. Mengajarkan kita agar tidak dendam dan membalas kejahatan dengan kebaikan. Novelini bercerita seorang pemuda yang diketahui sebagai anak angkat seorang saudagar kaya dari Belanda.Kenyataan pahit ini diketahui setelah ayahnya, yang dia anggap sebagai ayah sebenarnya selama ini, meninggal dunia. Ayahnya menyerahklan surat wasiat dari ibu kandungnya, Suzane, sesaat sebelum meninggal kepada pamannya.
Judul Negeri 5 Menara Alur Maju-Mundur campuran Dimana tokoh u... Film Ketika Cinta Bertasbih 2 merupakan jenis film drama yang disutradarai oleh Chaerul Umam. Fil... Pembeda Cerpen Novel 1 Alur Alur lebih sederhana... Alkisah sebuah pertapaan yang berada di Gunung Sukendra. Pertapaan itu dihuni oleh Resi Gaotama dan ... Merari Siregar Azab dan Sengsara 1920 Binasa kerna Gadis Priangan 1931 Cinta dan Hawa Na... Macam-macam unsur intrinsic n Tema n Amanat n Latar/Setting n Sudut Pandang n ... o Berbahsa Klise Biasanya diawali Syahdan, Hatta, Pada suatu hari,Alkisah o Ceritanya s... Karya sastra klasik sangat relevan dengan kehidupan kekinian. Banyak kehidupan pada zaman sekarang... Ke mana larinya anak tercinta yang diburu segenap penduduk kota? Paman Doblang! Paman Doblang! ... Malam itu, malam Minggu begitu mencekam. Rasa takut, malu, bahkan kebahagiaan. Malam gelap gulita, m...
\n sinopsis novel tak disangka 1923
Namapenerbitan tersebut adalah Balai Pustaka. 492012 Dia sering mencari gara-gara agar Midun marah padanya namun Midun tak pernah mau mena
100% found this document useful 1 vote399 views2 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote399 views2 pagesSinopsis Novel Tak Putus Dirundung MalangJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
. 204 164 30 333 152 478 196 471

sinopsis novel tak disangka 1923